Efek samping yang biasanya dialami oleh pasien setelah operasi adalah adanya perubahan bentuk payudara, termasuk dengan terbentuknya darah pada luka, luka karena infeksi dan terbentuknya cairan bening dalam luka.
Kemungkinan pasien juga akan mengalami lymphedema atau pembengkakan pada dada dan lengan jika kelenjar getah bening aksila juga dihapus.
Operasi Kanker Payudara Yang Lain
Pemotongan kelenjar getah bening di daerah aksila
Pemotongan kelenjar getah bening di daerah aksila dilakukan untuk mengetahui apakah kanker payudara sudah menyebar hingga kelenjar getah bening pada bawah lengan.
Sebagian node dihapus lalu diperiksa dengan menggunakan mikroskop. Tes ini dilakukan untuk menentukan jenis pengobatan selanjutnya yang diperlukan untuk mengobati kanker.
Biasanya pasien akan merasakan efek samping lymphedema setelah menjalani operasi ini. Lymphedema sendiri adalah pembengkakan kelenjar getah bening pada lengan pasien.
Dari 10 pasien wanita yang menjalani prosedur ini 3 diantaranya mengalami lymphedema. Ada kalanya efek samping ini terjadi selama beberapa minggu atau lebih dan akan hilang dengan sendirinya.
Biopsi Nodul Getah Bening Sentinel
Biopsi Nodul Getah Bening Sentinel merupakan suatu cara untuk melihat kelenjar getah bening tanpa harus mengangkat semuanya.
Dalam tes ini pasien akan disuntikkan suatu zat pewarna atau radioaktif pada daerah tumor. Ini akan dibawa oleh sistem getah bening ke nodul (sentinel) pertama yang mendapatkan getah bening dari tumor.
Jika kanker telah menyebar maka kemungkinan besar nodul ini sudah berisi sel-sel kanker. Setelah itu ahli patologi akan memeriksa nodul ini. Kelenjar getah bening akan dihapus jika nodul sentinel mengandung kanker.
Rekonstruktif atau operasi implantasi payudara
Pasien yang telah mastektomi ataupun breast-conserving surgery biasanya ingin memiliki bentuk payudaranya kembali seperti sebelumnya.
Sebenarnya jenis operasi ini dilakukan untuk mengembalikan cara payudara terlihat dan bukan dilakukan untuk mengobati kanker.
Selama Masa Pembedahan
Kemungkinan pasien memiliki pilihan untuk dirawat di rumah sakit atau rawat jalan. Biasanya anestesi umum diberikan untuk pengangkatan kelenjar getah bening atau mastektomi serta yang sangat sering digunakan untuk operasi konservasi payudara.
Pasien harus diberikan obat-obatan melalui infus yang mungkin dibutuhkan selama masa operasi. pasien akan terhubung ke sebuah EKG (elektrokardiogram) serta sebuah mesin yang memiliki tekanan darah pada manset lengan, sehingga tekanan darah dan irama jantung pasien bisa diperiksa selama operasi.
Lamanya masa operasi yang harus dilakukan tergantung dari jenis operasi. Misalnya mastektomi dengan pemindahan kelenjar getah bening yang membutuhkan waktu sekitar 2 jam.
Setelah berhasil menjalani operasi pasien akan dibawa ke ruang pemulihan. Pasien tinggal di tempat ini hingga terjaga dan tanda-tanda vital pasien kembali normal dan stabil, misalnya denyut nadi, pernapasan dan tekanan darah.
Setelah Masa Pembedahan
Berapa lama masa pasien tinggal di rumah sakit tergantung dari jenis operasi yang dijalani. Selain itu juga harus memperhatikan keadaan kesehatan pasien secara keseluruhan, apakah pasien memiliki keluhan medis yang lain dan apa yang pasien rasakan setelah operasi.
Dokter dan pasien harus bisa memutuskan berapa lama tinggal di rumah sakit. Dan yang tidak kalah penting adalah ada baiknya supaya pasien memeriksa pertanggungan asuransi sebelum menjalani operasi.
Biasanya untuk wanita yang menjalani mastektomi tinggal di rumah sakit selama 1 atau 2 malam lalu pulang ke rumah.
Namun ada kalanya sebagian diantaranya ditempatkan dalam unit tinggal cepat (23 jam) sebelum akhirnya pulang ke rumah.
Untuk operasi seperti biopsi kelenjar getah bening sentinel dan lumpektomi biasanya tidak perlu menginap dan bisa dilakukan secara rawat jalan.
Setelah menjalani operasi kemungkinan pasien akan memiliki sebuah perban di atas lokasi operasi yang ketat yang membungkus sekitar dada pasien.
Kemungkinan pasien akan memiliki satu atau lebih tabung (mengalir) dari daerah ketiak atau payudara untuk mengangkat cairan yang terkumpul selama proses pemulihan.
Proses ini bisa berjalan sekitar 1-2 minggu. Tabung akan segera diangkat jika aliran tersebut menyusut hingga tinggal 1 ons perhari.
Biasanya setelah menjalani operasi pasien akan diminta oleh dokter untuk menggerakkan tangannya supaya tidak merasa kaku.
Tidak sedikit diantara wanita yang menjalani mastektomi atau lumpektomi merasa terkejut di mana daerah payudara dan ketiak mereka menjadi kurang peka, misalnya mati rasa atau tidak terasa sakit jika dicubit.
Jika pasien mengalami hal yang seperti ini maka mereka harus berkonsultasi dengan dokter mengenai langkah-langkah apa yang harus dilakukan sebagai perawatan setelah pembedahan.
Sebagian besar dari pasien biasanya menemui dokter mereka setelah 1-2 minggu setelah operasi. Dokter akan menjelaskan hasil laporan patologi pada pasien lalu memberitahu apakah pasien harus melakukan perawatan tertentu atau tidak.
Nyeri Pasca Mastektomi
PMPs atau sindrom nyeri pasca mastektomi adalah kondisi di mana pasien mengalami Nyeri saraf setelah lumpektomi atau mastektomi.
Tanda-tanda yang bisa dilihat adalah bagian bawah lengan mengalami kesemutan atau dinding dada terasa nyeri.
Pasien juga bisa merasakan nyeri pada bagian bahu, lengan, bekas luka atau ketiak. Keluhan umum lain yang dialami oleh pasien termasuk dengan rasa gatal yang tidak bisa ditahan, mati rasa atau nyeri seperti tertusuk.
Pasien yang mengalami keluhan tersebut ada baiknya melakukan konsultasi dengan dokter. PMPs bisa membuat pasien tidak bisa menggunakan lengannya dengan normal.
PMPs bisa diobati dimana obat yang biasanya digunakan untuk mengobati nyeri kemungkin tidak bisa bekerja dengan baik untuk mengatasi nyeri saraf.
Namun ada perawatan dan obat-obatan lain yang bisa digunakan untuk mengatasi jenis nyeri ini. Sebaiknya pasien berkonsultasi dengan dokter supaya mendapatkan penjelasan yang terbaik untuk menangani nyeri yang dialami oleh pasien.
Operasi dengan pemotongan kelenjar getah bening di daerah aksila
Operasi kanker payudara yang dilakukan dengan memotong kelenjar getah bening pada daerah aksila ini dilakukan untuk mengetahui apakah kanker payudara sudah tumbuh dan berkembang ke kelenjar getah bening di bawah lengan.
Radioterapi
Radioterapi merupakan pengobatan semacam sinar-X yang menggunakan energi tinggi untuk menyusutkan atau membunuh sel-sel kanker pada bagian payudara, area ketiak atau dinding dada setelah menjalani operasi konservasi payudara.
Radioterapi bisa digunakan untuk membunuh sel-sel kanker di segala tempat. Terapi ini sendiri bisa diberikan melalui 2 cara yaitu radiasi eksternal dan brachytherapy.
Radiasi Eksternal
Radiasi eksternal sering digunakan untuk mengatasi kanker payudara. Terapi radiasi eksternal ini memiliki bentuk seperti radiasi sinar X biasa namun bedanya memiliki periode yang lebih lama.
Terapi radiasi dapat digunakan untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa di payudara, dinding dada, atau area ketiak setelah operasi atau, lebih jarang, untuk mengecilkan tumor sebelum operasi.
Biasanya pengobatan ini diberikan dalam satu minggu sebanyak 5 kali di pusat rawat jalan. Perawatan ini dimulai sekitar 1 bulan setelah operasi dan perawatan bisa memakan waktu hingga 6 minggu.
Untuk setiap perawatan yang dilakukan hanya berlangsung beberapa menit. Terapi radiasi eksternal tidak menimbulkan rasa sakit pada pasien.
Kulit pasien akan ditandai sebagai panduan untuk fokus radiasi pada area yang dituju. Jika terapi ini digunakan bersama dengan kemoterapi, maka biasanya radiasi akan diberikan setelah pasien selesai menjalani kemoterapi.
Accelerated breast irradiation
Pada saat ini para ahli sedang mempelajari metode yang terbaru yang melibatkan penerapan radiasi yang tidak membutuhkan waktu yang lama.
Metode yang terbaru ini disebut dengan radiasi yang dipercepat. Dalam satu pendekatan, dosis radiasi yang diberikan setiap hari pada pasien lebih besar, namun masa radiasi lebih singkat menjadi hanya 5 hari saja.
Dalam pendekatan yang lain, pasien bisa diberikan satu dosis besar radiasi di ruang operasi tepat setelah lumpektomi sebelum kulit payudara ditutup. Mayoritas dokter masih menganggap percepatan radiasi masih eksperimental saat ini.
Efek Samping dari Radiasi Eksternal
Efek samping yang biasanya dialami oleh pasien dari radiasi adalah payudara mengalami pembengkakan dan penyumbatan, perasaan sangat capek, serta warna kulit yang mengalami perubahan seperti terbakar sinar matahari.
Untuk perubahan kulit dan jaringan payudara biasanya akan menghilang setelah melewati 6-12 bulan. Untuk beberapa kaum wanita yang telah menjalani terapi radiasi biasanya payudaranya akan menjadi lebih kencang dan lebih kecil.
Radiasi pada kelenjar getah bening aksila juga bisa menyebabkan ymphedema atau pembengkakan lengan dalam periode waktu yang lama.
Brachytherapy
Metode lain yang bisa digunakan untuk memberikan radiasi adalah menanam biji radioaktif ke dalam jaringan payudara di samping kanker.
Ada kalanya metode ini diberikan bersamaan dengan radiasi eksternal untuk menambah kekuatan radiasi yang diarahkan ke tumor.
Para ahli juga sedang mempelajari metode ini supaya bisa menjadi satu-satunya sumber radiasi. Sejauh ini perkembangan riset menunjukkan gejala positif, namun studi lebih lanjut dibutuhkan sebelum menjadikan metode ini sebagai perawatan standar.
Mammosite® yang merupakan salah satu metode brachytherapy menggunakan sebuah balon yang melekat pada tabung yang tipis.
Balon akan dimasukkan ke dalam ruang lumpektomi lalu diisi dengan menggunakan air garam dan selang akan ditambahkan dengan radioaktivitas.
Bahan radioaktif ditambahkan dan diganti 2 kali sehari (atas dasar rawat jalan) selama 5 hari lalu balon dikempiskan dan diangkat.
Jenis brachytherapy juga bisa dianggap sebagai accelerated breast irradiation. Hingga saat ini masih belum ada studi yang membandingkan hasilnya secara langsung dengan radiasi eksternal standar.
Selain itu masih belum diketahui apakah hasil jangka panjang dari terapi ini sama baik atau tidak jika dibandingkan dengan hasil jangka pendek.
Kemoterapi
Kemoterapi merupakan pengobatan yang dilakukan untuk mengatasi kanker yang menggunakan obat yang dimasukkan melalui suntikan, infus vena, cairan, ataupun dalam bentuk pil.
Kemoterapi dimasukkan melalui aliran darah pasien lalu mengalir dan menyebar ke seluruh tubuh pasien. Metode pengobatan ini berguna untuk mengatasi sel kanker yang sudah menyebar ke organ tubuh yang jauh.
Walaupun kemoterapi bisa membunuh sel-sel kanker dalam tubuh pasien namun metode ini juga bisa merusak sel-sel tubuh normal yang bisa menyebabkan efek samping.
Kondisi dimana kemoterapi bisa digunakan :
Kemoterapi ajuvan
Terapi ajuvan merupakan suatu kondisi dimana pasien yang telah menjalani operasi menjalani pengobatan yang tidak memiliki resiko penyebaran kanker.
Kemoterapi ajuvan bertujuan untuk mengurangi risiko timbulnya kembali kanker payudara pada pasien.
Pada tahap awal kanker payudara, sel-sel kanker bisa melepaskan diri dari sumber tumor payudara serta menyebar melalui aliran darah.
Sebenarnya sel-sel kanker ini tidak menimbulkan gejala, tidak terlihat melalui sinar-X serta tidak bisa dideteksi melalui pemeriksaan fisik biasa.
Namun jika sel-sel kanker mempunyai kesempatan untuk berkembang maka sel-sel kanker ini bisa membentuk tumor baru di lokasi yang lain dalam tubuh.
Neoadjuvant kemoterapi
Neoadjuvant kemoterapi merupakan kemo yang diberikan pada pasien sebelum menjalani operasi. Manfaat utama dari neoadjuvant kemoterapi adalah metode ini bisa memperkecil kanker yang berukuran besar sehingga bisa diangkat melalui lumpektomi, bukan mastektomi.
Manfaat yang lain adalah dokter bisa melihat bagaimana respon kanker terhadap kemoterapi. Bila tumor tidak mengecil maka kemungkinan akan dibutuhkan jenis obat yang berbeda dari sebelumnya.
Hingga saat ini masih belum ada bukti jelas yang menunjukkan bahwa kemoterapi neo-ajuvan bisa meningkatkan kelangsungan hidup, namun setidaknya bisa bekerja sebagai terapi ajuvan paska operasi.
Kemoterapi untuk kanker payudara stadium lanjut
Kemo juga bisa digunakan sebagai pengobatan utama untuk pasien yang memiliki kanker yang sudah menyebar keluar dari daerah ketiak atau payudara pada saat ditemukan, atau jika kanker sudah menyebar setelah pengobatan pertama.
Biasanya kemoterapi bisa bekerja dengan baik jika menggunakan lebih dari satu obat. Dokter akan memberikan kemoterapi dalam suatu putaran atau siklus yang diikuti dengan masa istirahat.
Intervalnya bisa membutuhkan waktu sekitar 2 hingga 3 minggu dan tergantung dari jenis obat atau kombinasi obat yang digunakan selama pengobatan.
Total masa periode pengobatan biasanya membutuhkan waktu 3 hingga 6 bulan. Untuk kanker payudara yang sudah dalam stadium lanjut biasanya akan membutuhkan waktu lebih lama.
Densitas dosis kemoterapi
Dokter telah menemukan bahwa memberikan siklus kemoterapi lebih dekat dengan bersamaan akan menurunkan kemungkinan kanker untuk kambuh kembali dan serta meningkatkan kelangsungan hidup pada beberapa kaum wanita.
Artinya jika biasanya pasien mendapatkan kemoterapi selama tiga minggu maka akan berubah menjadi setiap dua minggu.
Obat yang bernama growth factor (faktor pertumbuhan) juga akan diberikan untuk membantu meningkatkan jumlah sel darah putih pasien.
Pendekatan ini bisa menimbulkan efek samping yang lebih banyak serta lebih sulit untuk diambil, sehingga hanya digunakan untuk pengobatan ajuvan pada wanita yang memiliki resiko kanker yang tinggi untuk kambuh kembali
Efek samping yang mungkin terjadi
Efek samping dari kemoterapi tergantung dari jenis obat yang digunakan oleh pasien, jumlah dosis yang diberikan serta durasi pengobatan.
Biasanya pasien yang menjalani kemoterapi akan merasakan efek samping jangka pendek misalnya :
Rambut mengalami kerontokan
Sariawan
Nafsu makan hilang
Mual-mual dan muntah
Memiliki resiko yang tinggi untuk terkena infeksi yang disebabkan oleh rendahnya jumlah sel darah putih
Mengalami perubahansiklus haid dimana hal ini bisa menjadi permanen
Mudah mengalami memar atau pendarahan yang disebabkan oleh jumlah trombosit darah rendah
Mudah merasa lelah yang disebabkan oleh rendahnya jumlah sel darah merah ataupun faktor lain
Sebagian besar dari efek samping tersebut biasanya akan hilang dengan sendirinya setelah masa pengobatan selesai.
Misalnya jumlah darah akan kembali normal dan rambut pasien akan tumbuh kembali dan. Bila anda memiliki masalah dengan efek samping tersebut maka sebaiknya anda berkonsultasi dengan dokter anda.
Perubahan siklus menstruasi
Untuk pasien wanita yang telah menjalani kemoterapi dan masih berusia muda biasanya akan mengalami perubahan pada periode menstruasi.
Untuk efek samping yang bersifat permanen bisa mencakup perubahan infertilitas (tidak bisa hamil) dan menopause lebih dini.
Namun pasien yang menjalani kemoterapi tidak selalu bisa mencegah kehamilan, sedangkan di sisi lain pasien bisa beresiko melahirkan anak yang cacat jika menjalani kemoterapi pada saat sedang hamil.
Bila anda ingin berhubungan intim dengan pasangan maka sebaiknya anda berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter anda mengenai pengendalian kelahiran.
Bila anda terkena kanker payudara pada saat masih hamil maka anda masih bisa diobati. Pasien bisa menjalani kemoterapi secara aman selama 2 trimester terakhir kehamilan.
Neuropati
Ada kalanya sebagian obat yang digunakan untuk mengobati kanker payudara bisa merusak saraf pasien. Hal ini terkadang bisa membuat pasien merasakan beberapa gejala pada kaki dan tangan seperti merasa kesemutan, nyeri, terbakar, kelemahan serta sensitif terhadap panas atau dingin.
Biasanya pasien tidak akan merasakan gejala ini lagi setelah masa pengobatan selesai, namun kemungkinan pada beberapa pasien bisa bertahan dengan lebih lama.
Kerusakan Hati
Sebagian obat yang digunakan selama pengobatan beresiko untuk menimbulkan kerusakan hati jika digunakan dalam dosis yang tinggi atau dalam periode yang lama.
Tentunya pihak dokter harus lebih berhati-hati untuk mengontrol dosis obat-obatan serta memberi perhatian atas tanda-tanda masalah yang terjadi pada pasien.
Kemo otak
Sebagian besar dari pasien yang pernah menjalani kemoterapi mengamati perubahan memori dan konsentrasi.
Hal ini biasanya disebut sebagai “kemo otak” dimana kemungkinan hal ini bisa bertahan lama. Akan tetapi sebagian besar memori wanita bisa berfungsi dengan baik setelah menjalani kemoterapi.
Dalam penelitian yang telah dilakukan sebelumnya para ahli telah menemukan kemo otak sebagai efek samping pengobatan dimana biasanya gejala ini bisa dirasakan selama beberapa tahun.
Peningkatan resiko leukemia
Obat kemoterapi tertentu yang digunakan terkadang bisa menyebabkan AML (leukemia myeloid akut) atau kanker lain, meskipun hal ini sangat jarang terjadi.
Namun bagi sebagian besar pasien, melawan kanker ini memiliki manfaat yang jauh lebih besar daripada resiko ini.
Merasa kurang fit atau lelah
Sebagian besar pasien yang telah menjalani kemoterapi biasanya merasa bahwa kondisi kesehatannya tidak sebaik seperti sebelumnya.
Bagi pasien yang telah menjalani kemoterapi biasanya akan merasakan lelah yang luar biasa dalam periode waktu yang cukup lama.
Perasaan lelah yang luar biasa ini bisa dirasakan oleh pasien selama bertahun-tahun, namun hal ini bisa dibantu jika pasien berkonsultasi dengan dokter.
Terapi hormon
Terapi hormon tergolong dalam terapi sistemik yang biasanya dilakukan untuk membantu mengurangi resiko kanker yang bisa kambuh kembali setelah menjalani operasi.
Selain itu terapi ini juga bisa digunakan untuk mengatasi kanker payudara yang sudah berkembang atau kambuhan setelah pengobatan.
Bagi pasien yang memiliki sel-sel kanker dengan reseptor estrogen (ER-positif), maka keberadaan hormon estrogen bisa mendorong pertumbuhan sel-sel kanker.
Pasien yang seperti ini memerlukan terapi hormon untuk mencegah efek atau menurunkan kadar estrogen dalam rangka mengobati kanker payudara.
Obat-obatan yang biasanya digunakan dalam Terapi Hormon adalah :
Tamoxifen ® dan toremifene (Fareston ®)
Untuk melawan efek estrogen biasanya pasien akan diberikan obat-obatan seperti tamoxifen. Biasanya obat jenis ini diberikan dalam bentuk cair atau pil yang dikonsumsi setiap hari setelah 5 tahun dari masa operasi untuk mencegah resiko kambuhnya kanker
Obat tamoxifen membantu wanita penderita kanker payudara stadium dini yang memiliki ER-positif, atau pada kasus kanker payudara stadium lanjut dan pada orang-orang yang beresiko tinggi kankernya kambuh kembali.
Obat tamoxifen juga memiliki efek samping misalnya keputihan, kulit kemerahan seperti terbakar, kelelahan, serta perubahan suasana emosi.
Sebagian riset juga telah menunjukkan bukti bahwa pada wanita yang menggunakan tamoxifen menunjukkan adanya peningkatan kasus kanker rahim.
Namun kanker ini biasanya bisa ditemukan pada tahap awal dan memiliki kemungkinan yang tinggi untuk bisa disembuhkan melalui operasi.
Sebaiknya anda menghubungi dokter jika pada saat mengkonsumsi tamoxifen vagina anda mengalami perdarahan yang tidak biasa.
Fulvestrant (Faslodex ®)
Fulvestrant (Faslodex ®) bukanlah obat yang memblokir reseptor estrogen, namun merupakan obat yang bekerja dengan cara merusak reseptor estrogen.
Obat ini biasanya masih aktif bekerja meski kanker payudara tidak lagi memberikan respon terhadap Tamoxifen. Bentuk pengobatan dilakukan sebulan sekali melalui suntikan.
Efek samping utama dari obat ini adalah mual ringan, kulit kemerahan seperti terbakar dan kelelahan.
Pada saat ini obat ini hanya digunakan pada wanita pasca menopause yang memiliki kanker payudara stadium lanjut yang tidak bisa memberikan respons lagi terhadap Toremifene atau Tamoxifen.
Aromatase inhibitor
Aromatase inhibitor merupakan obat yang digunakan untuk menghentikan tubuh dari pembuatan estrogen.
Obat ini hanya bisa berfungsi untuk wanita yang sudah menopause atau pasien yang memiliki kanker yang bersifat ER positif.
Obat-obat ini bisa digunakan setelah, atau untuk menjadi pengganti Tamoxifen yang berfungsi untuk mengurangi kemungkinan kanker payudara kambuh kembali. Obat dalam bentuk pil ini diminum setiap hari.
Untuk pasien wanita pasca menopause, biasanya dokter akan memberikan saran untuk menggunakan aromatase inhibitor pada beberapa titik selama menjalani terapi ajuvan.
Namun masih belum jelas apakah terapi ajuvan yang dimulai dengan salah satu obat ini bisa memberikan hasil yang lebih baik jika dibandingkan dengan pemberian tamoxifen lalu beralih ke inhibitor aromatase.
Dan jika tamoxifen diberikan untuk pertama kali, maka tidak jelas berapa lama obat harus diberikan pada pasien. Selain itu durasi waktu yang terbaik untuk pengobatan dengan aromatase inhibitor juga masih tidak jelas.
Obat ini sangat jarang menyebabkan gumpalan darah dan tidak menyebabkan kanker rahim, namun obat ini bisa menyebabkan patah tulang atau penipisan massa tulang karena obat ini menghapus estrogen dari tubuh.
Efek samping yang biasanya dialami oleh pasien yang mengkonsumsi obat ini adalah sendi terasa kaku atau nyeri seperti radang sendi pada persendian yang berbeda di waktu yang lain.
Operasi untuk mengubah tingkat hormon
Pengeluaran Ovarium (ablasi ovarium)
Untuk wanita yang sudah memasuki usia menjelang menopause, indung telur merupakan sumber utama estrogen.
Menutup atau mengangkat mereka bisa menghapus sebagian besar dari estrogen dan membuat wanita memasuki masa menopause.
Hal ini bisa memperbolehkan beberapa terapi hormon lain untuk bekerja dengan lebih baik. Ablasi ovarium bisa dilakukan secara permanen dengan cara pembedahan untuk mengambil indung telur.
Ablasi ovarium juga bisa dilakukan bersamaan dengan obat-obatan. Kedua metode ini bisa menyebabkan seorang wanita memiliki gejala menopause, termasuk kulit kemerahan seperti terbakar, kekeringan vagina, berkeringat di malam hari serta perubahan emosi.
Cara lain untuk mengubah tingkat hormon
Androgen (hormon pria) bisa digunakan setelah pasien menjalani terapi hormon lainnya untuk kanker payudara stadium lanjut sudah dicoba.
Mereka kadang-kadang bisa bekerja dengan baik, namun mereka bisa menyebabkan pasien wanita untuk mengembangkan sifat-sifat laki-laki, misalnya meningkatnya rambut pada tubuh serta suara yang lebih berat dan dalam.
Target Terapi
Para peneliti telah mengembangkan obat-obatan baru yang berfungsi untuk mengatasi perubahan gen yang bisa menyebabkan kanker.
Obat-obatan Target Terapi tidak bisa berfungsi seperti obat kemoterapi standar di mana mereka sering memiliki efek samping yang berbeda dan tidak terlalu parah.
Pada saat ini, tipe obat Target Terapi inilah yang paling sering digunakan bersamaan dengan kemoterapi.
Trastuzumab (Herceptin ®)
Trastuzumab (Herceptin ®) merupakan antibodi monoklonal buatan manusia yang berasal dari protein sistem kekebalan tubuh yang sangat spesifik.
Trastuzumab mengikat growth promoting protein yang disebut HER2/neu. HER2/neu ditemukan dalam dalam jumlah kecil pada sel-sel payudara normal dan dalam jumlah besar pada beberapa sel kanker payudara.
Kanker payudara yang memiliki terlalu banyak protein ini disebut HER2/neu-positive. Protein HER2/neu-positive membuat sel-sel kanker bisa tumbuh dan berkembang dengan lebih cepat.
Herceptin bisa menghentikan protein ini dari menyebabkan sel kanker payudara tumbuh kembang. Herceptin juga bisa membantu sistem kekebalan untuk melawan kanker dengan lebih baik.
Herceptin diberikan pada pasien melalui intravena infus yang biasanya dilakukan seminggu sekali atau setiap 3 minggu bila dosis lebih besar.
Dokter masih belum mengetahui berapa lama dari periode terapi yang harus diberikan pada pasien karena hal ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut.
Efek samping dari pengobatan ini tergolong ringan misalnya menggigil dan demam, mual, muntah, kelemahan, diare, batuk serta sakit kepala.
Biasanya efek samping ini akan menurun setelah dosis pertama diberikan. Namun pada sebagian wanita mungkin bisa mengalami kerusakan jantung selama pengobatan.
Untuk sebagian besar wanita, biasanya efek ini hanya terjadi dalam jangka waktu yang pendek dan lebih baik bila obat dihentikan.
Bila anda memperoleh Herceptin maka anda harus segera memberi tahu dokter jika anda memiliki keluhan sesak napas, pembengkakan, ataupun masalah yang berhubungan dengan kegiatan fisik.
Lapatinib (Tykerb ®)
Lapatinib merupakan obat lain yang menargetkan protein HER2/neu. Obat Lapatinib diberikan dalam bentuk pil, dan biasanya digunakan bersamaan dengan kemoterapi.
Obat ini sering digunakan pada beberapa wanita dengan kanker yang tidak lagi bisa diatasi oleh kemo serta Herceptin.
Efek samping yang biasanya dialami oleh pasien dari obat ini misalnya mual, diare, muntah, ruam serta sindrom tangan-kaki, yang kemungkinan bisa terasa sebagai kesemutan, mati rasa, pembengkakan, kemerahan serta nyeri pada kaki dan tangan.
Diare umum terjadi dan dapat memburuk. Sangat penting untuk memberitahukan dokter jika anda melihat adanya perubahan kebiasaan buang air besar.
Bevacizumab (Avastin ®)
Ini adalah antibodi monoklonal yang dapat digunakan pada pasien dengan kanker payudara yang telah menyebar.
Ini selalu digunakan bersama dengan obat kemoterapi lainnya. antibodi ini membantu untuk menjaga agar tumor tidak membuat pembuluh darah baru untuk memberi makan tumor. Avastin diberikan melalui infus intravena.
Ada beberapa efek samping yang sangat jarang terjadi namun serius dan tekanan darah tinggi juga sangat umum dialami pasien.
Selama perawatan, penting agar dokter anda dapat mengamati tekanan darah anda secaera terperinci dan sebaiknya \anda komunikasikan dengan dokter anda bila anda merasa ada sesuatu yang tidak beres.
Terapi Hormon
Bifosfonat
Bifosfonat adalah obat yang digunakan ketika kanker payudara telah menyebar ke tulang. Obat ini bisa memperkuat tulang yang telah melemah dengan menginvasi sel-sel kanker payudara dan mengurangi risiko patah atau retak tulang.
Bifosfonat juga dapat membantu mencegah pengeroposan tulang (osteoporosis) yang merupakan hasil dari pengobatan dengan aromatase inhibitor (lihat di atas) atau dari menopause dini yang disebabkan oleh kemoterapi. Obat ini diberikan melalui intravena infus.
Bifosfonat dapat memiliki efek samping, termasuk gejala seperti flu dan nyeri tulang. Sebuah efek samping yang jarang tetapi serius terjadi adalah kerusakan pada tulang rahang.
Ini dapat dipicu dengan pencabutan gigi ketika sedang dalam perawatan dengan Bifosfonat. Ini sering muncul sebagai luka terbuka di rahang yang tidak akan sembuh. Dokter tidak tahu mengapa hal ini terjadi.
Beberapa dokter menyarankan agar pasien kanker memiliki check up gigi dan melakukan perbaikan gigi, sebelum terapi dengan bifosfonat ini dijalani.
Kanker Payudara Kambuhan
Ketika kanker kembali kambuh setelah perawatan, itu disebut rekuren. Kanker dapat kembali pada payudara yang sama atau dekat bekas luka mastektomi (ini disebut kekambuhan lokal), atau lebih jauh (kambuh jauh).
Kanker yang ditemukan pada payudara sebelahnya tidak disebut sebagai kekambuhan – itu adalah kanker baru yang memerlukan pengobatan sendiri.
Kambuhan Lokal
Pengobatan untuk wanita yang kanker payudaranya sering berulang di area lokal tergantung pada jenis pengobatan yang digunakan sebelumnya.
Jika sebelumnya wanita hanya menjalani operasi konservasi payudara, maka pilihan berikutnya adalah mastektomi.
Jika pengobatan pertama berbentuk mastektomi, maka kekambuhan local dekat area mastektomi dapat diobati dengan cara mengangkat tumor tersebut sebisa mungkin dan kemudian dilanjutkan dengan readioterapi (hanya jika pada terapi pertama tidak diberikan radioterapi).
Radioterapi tidak bisa diberikan 2x di area yang sama. Pada kasus ini, maka terapi hormone: trastuzumab, kemo atau beberapa kombinasi lainnya bisa dilakukan setelah pembedahan dan/atau radioterapi.
Kekambuhan Jauh
Sebagai aturan, wanita yang memiliki kekambuhan dimana kanker telah menyebar ke luar payudara dan kelenjar getah bening ke bagian tubuh lainnya (seperti tulang, paru-paru, otak, dll), diperlakukan dengan terapi sistemik.
Pembedahan atau radiasi mungkin berguna dalam beberapa kasus, tetapi mereka agaknya tidak digunakan untuk menyembuhkan kankernya, sehingga pengobatan utama tetap terapi sistemik.
Tergantung pada banyaknya faktor, pada tahap ini mungkin digunakan terapi hormon, kemoterapi, Target Terapi seperti trastuzumab (Herceptin) atau bevacizumab (Avastin), atau beberapa kombinasi dari perawatan ini.
Pengobatan Kanker Payudara Pada Masa Kehamilan
Pengobatan untuk wanita hamil dengan kanker payudara tergantung pada usia kehamilan wanita tersebut.
Terapi radiasi yang dilakukan selama masa kehamilan diketahui bisa meningkatkan resiko cacat lahir, sehingga terapi ini tidak disarankan untuk wanita hamil yang memiliki kanker payudara.
Akibatnya, operasi konservasi payudara (lumpektomi dan terapi radiasi) hanyalah sebuah opsi yang diberikan bilamana pengobatan masih dapat menunggu hingga bayinya lahir dengan selamat.
Sebuah biopsi payudara dan bahkan mastektomi radikal termodifikasi, cukup aman bagi ibu dan bayi. Dalam jangka waktu yang lama banyak orang yang berpikir bahwa kemoterapi berbahaya bagi bayi.
Namun berdasarkan beberapa penelitian belum lama ini diketahui bahwa penggunaan obat kemoterapi tertentu mulai usia 4-9 bulan tidak meningkatkan resiko cacat lahir.
Keamanan kemoterapi selama triwulan pertama kehamilan belum diteliti. Terapi hormon mungkin mempengaruhi bayinya sehingga tidak boleh dimulai hingga pasien melahirkan anaknya.
Banyak obat kemoterapi dan terapi hormon dapat memasuki ASI dan dapat diteruskan kepada bayinya. Jadi menyusui biasanya tidak disarankan jika wanita tersebut memiliki pengobatan jenis ini
Hindari kanker payudara dengan minum Nectura jus setiap hari secara rutin, adapun penyembuhan kanker payudara dengan minum nectura juice secara intensif dengan dosis 30 ml ( 2-3 kali /hari ) ternyata cukup efektif dalam menghancurkan sel-sel kanker.